SOAL ULANGAN TKA 1
Soal untuk dikerjakan dan diposting pada blog masing-masing:
1. Sebut dan jelaskan macam-macam unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam karya sastra!
2. Sebut dan jelaskan istilah-istilah yang terdapat pada:
A. cerpen
B. Drama
C. Puisi
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan pantun dengan syair!
4. Sebutkan majas-majas dalam bahasa Indonesia dengan pengertian dan contoh dalam kalimat!
JAWAB:
1.Unsur Intrinsik
Tema: Pokok pikiran utama atau makna dasar dari sebuah karya sastra.
Tokoh: Karakter atau individu yang berperan dalam cerita, beserta karakterisasi atau wataknya.
Alur: Rangkaian peristiwa yang terjalin secara logis, dari awal hingga akhir cerita (biasanya mencakup pengenalan, konflik, dan penyelesaian).
Latar: Latar tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.
Sudut Pandang: Posisi pengarang dalam menceritakan kisah, yang bisa menggunakan orang pertama ("aku") atau orang ketiga ("dia", "mereka").
Gaya Bahasa: Cara pengarang menggunakan bahasa untuk menyampaikan makna dan menciptakan efek estetis, seperti perbandingan, metafora, atau hiperbola.
Amanat: Pesan moral atau pelajaran yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca melalui karya sastra.
Unsur Ekstrinsik
Latar Belakang Pengarang: Kondisi psikologis, pengalaman pribadi, keyakinan, atau suasana hati pengarang saat menciptakan karya.
Latar Belakang Masyarakat: Kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Faktor ini bisa memengaruhi tema dan alur cerita.
Nilai yang Terkandung: Nilai-nilai yang ditanamkan dalam cerita, seperti nilai moral, sosial, budaya, atau agama, yang biasanya dipengaruhi oleh latar belakang pengarang atau masyarakat.
2.A. Cerpen (Cerita Pendek)
Cerpen adalah karya fiksi berbentuk prosa yang menceritakan satu peristiwa utama dengan tokoh dan konflik terbatas.
Istilah-istilah dalam cerpen:
1. Tema → Gagasan utama atau pokok pikiran yang mendasari cerita.
Contoh: Tema perjuangan, cinta, persahabatan, kejujuran.
2. Tokoh → Pelaku dalam cerita.
Jenis tokoh:
Protagonis → tokoh utama yang berwatak baik.
Antagonis → tokoh lawan, berwatak jahat atau menjadi penghambat.
Tritagonis → tokoh pendukung, membantu penyelesaian cerita.
3. Penokohan (Perwatakan) → Cara pengarang menggambarkan watak tokoh, baik secara langsung (narasi) maupun tidak langsung (dialog, tindakan).
4. Alur (Plot) → Rangkaian peristiwa yang membentuk cerita.
Jenis alur: maju, mundur, campuran.
Tahapan alur: pengenalan → muncul konflik → klimaks → penyelesaian.
5. Latar (Setting) → Tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa.
Contoh: di sekolah (tempat), pagi hari (waktu), suasana tegang (suasana).
6. Sudut Pandang (Point of View) → Posisi pengarang dalam menyampaikan cerita.
Contoh: orang pertama (“aku”), orang ketiga (“dia”).
7. Amanat → Pesan moral atau pelajaran yang ingin disampaikan pengarang.
---
B. Drama
Drama adalah karya sastra yang berbentuk dialog dan ditulis untuk dipentaskan.
Istilah-istilah dalam drama:
1. Naskah drama → Teks yang berisi dialog, petunjuk, dan cerita untuk dipentaskan.
2. Babak → Pembagian besar dalam cerita drama (setiap babak berisi beberapa adegan).
3. Adegan → Bagian kecil dari babak yang menunjukkan perubahan waktu, tempat, atau tokoh.
4. Dialog → Percakapan antar tokoh yang menjadi inti drama.
5. Monolog → Ucapan panjang oleh satu tokoh kepada dirinya sendiri atau penonton.
6. Prolog → Pengantar cerita sebelum drama dimulai.
7. Epilog → Penutup drama, biasanya berisi kesimpulan atau pesan moral.
8. Pemain (Tokoh) → Orang yang memerankan karakter dalam drama.
9. Panggung (Setting pentas) → Tempat atau latar fisik di mana drama dipentaskan.
10. Petunjuk laku (Stage direction) → Instruksi dalam naskah untuk membantu pemain, misalnya gerak, nada suara, ekspresi, atau arah panggung.
---
C. Puisi
Puisi adalah karya sastra yang menggunakan bahasa yang padat, indah, dan penuh makna untuk mengekspresikan perasaan atau pikiran.
Istilah-istilah dalam puisi:
1. Tema → Pokok pikiran atau gagasan utama puisi.
Contoh: cinta, alam, perjuangan, kesedihan.
2. Diksi → Pemilihan kata-kata yang tepat dan indah.
3. Rima (Irama) → Persamaan bunyi di akhir larik atau bait.
Contoh: rima a-a-a-a atau a-b-a-b.
4. Larik → Baris dalam puisi.
5. Bait → Sekelompok larik yang membentuk satu kesatuan makna.
6. Majas (Gaya bahasa) → Bahasa kias atau perbandingan untuk memperindah puisi.
Contoh: personifikasi, metafora, hiperbola.
7. Citraan (Imagery) → Gambaran indra yang muncul melalui kata-kata.
Contoh: citraan penglihatan, pendengaran, perasaan.
8. Amanat → Pesan yang ingin disampaikan penyair melalui puisinya.
9. Nada dan suasana →
Nada → sikap penyair terhadap pembaca (misal: marah, sedih, semangat).
Suasana → perasaan yang ditimbulkan pada pembaca.
3.Persamaan Pantun dan Syair
1. Termasuk puisi lama
→ Keduanya merupakan bentuk puisi tradisional yang terikat oleh aturan seperti jumlah baris dan rima.
2. Tiap bait terdiri atas empat baris
→ Baik pantun maupun syair, satu baitnya berisi empat larik/baris.
3. Setiap baris biasanya terdiri dari 8–12 suku kata
→ Panjang barisnya hampir sama, dengan pola yang teratur.
4. Memiliki rima akhir yang teratur
→ Umumnya berpola a-b-a-b (pantun) atau a-a-a-a (syair).
5. Berisi pesan atau amanat
→ Keduanya menyampaikan nilai-nilai moral, nasihat, atau ajaran hidup.
Perbedaan Pantun dan Syair
Aspek Pantun Syair
Asal Asli dari Indonesia/Melayu Berasal dari Arab, dibawa ke Nusantara
Struktur isi Baris 1–2 = sampiran (pembayang)<br>Baris 3–4 = isi (makna utama) Keempat barisnya berisi isi semua, tidak ada sampiran
Rima (persajakan) Pola a-b-a-b Pola a-a-a-a
Makna antarbaris Sampiran dan isi tidak selalu berkaitan langsung Semua baris saling berhubungan dan membentuk satu makna utuh
Isi umum Biasanya ringan, berisi nasihat, cinta, jenaka Lebih serius, berisi ajaran agama, filsafat, nasihat hidup
Contoh Berakit-rakit ke hulu (a) <br>Berenang-renang ke tepian (b) <br>Bersakit-sakit dahulu (a) <br>Bersenang-senang kemudian (b) Hidup di dunia hanya sementara (a) <br>Janganlah lalai dalam beribadah (a) <br>Bekal amal jangan terlupa (a) <br>Aga
r selamat di alam barzah (a)
4.
1. Majas Perbandingan
Majas yang membandingkan satu hal dengan hal lain untuk memperindah makna.
Jenis Majas Pengertian Contoh Kalimat
a. Simile (Perumpamaan) Membandingkan dua hal secara langsung dengan kata pembanding seperti seperti, bagaikan, laksana, bak, umpama. Wajahnya cantik seperti bulan purnama.
b. Metafora Menggambarkan sesuatu dengan menyamakan secara langsung tanpa kata pembanding. Dia adalah bunga desa di kampung itu.
c. Personifikasi Memberikan sifat manusia pada benda mati atau hewan. Angin berbisik lembut di telingaku.
d. Alegori Cerita atau gambaran yang mengandung makna kias atau simbolik. Hidup ini adalah perjalanan di lautan luas penuh gelombang ujian.
e. Asosiasi Menyamakan dua hal berbeda tetapi dianggap sama sifatnya. Keringatnya mutiara perjuangan.
f. Hiperbola Mengungkapkan sesuatu secara berlebihan. Tangisannya menggetarkan langit malam itu.
g. Eufemisme Mengganti kata kasar dengan yang lebih halus. Petugas itu dipanggil Tuhan kemarin malam. (makna: meninggal dunia)
2. Majas Pertentangan
Majas yang mengandung pertentangan atau perbedaan makna dalam satu kalimat.
Jenis Majas Pengertian Contoh Kalimat
a. Litotes Mengungkapkan sesuatu dengan merendahkan diri atau menyederhanakan kenyataan. Silakan mampir ke gubuk saya (padahal rumahnya besar).
b. Ironi Sindiran halus yang menyatakan makna kebalikan dari maksud sebenarnya. Rapi sekali bajumu, sampai tak terlihat bekas lumpurnya.
c. Sarkasme Sindiran yang bersifat kasar atau menyakitkan. Kamu ini benar-benar pemalas tanpa malu.
d. Oksimoron Menggabungkan dua kata yang maknanya saling bertentangan. Ia tersenyum dalam kesedihan.
e. Paradoks Menyatakan hal yang bertentangan dengan kenyataan sebenarnya, tetapi ada kebenarannya. Ia merasa kesepian di tengah keramaian.
3. Majas Penegasan
Majas yang digunakan untuk menegaskan atau menekankan suatu hal.
Jenis Majas Pengertian Contoh Kalimat
a. Repetisi Pengulangan kata atau frasa untuk menegaskan makna. Dia berlari, berlari, dan terus berlari mengejar mimpinya.
b. Pleonasme Menggunakan kata berlebihan agar makna lebih jelas. Ia naik ke atas atap rumah.
c. Tautologi Pengulangan dengan kata-kata bersinonim. Hatinya sedih, pilu, dan hancur berkeping.
d. Paralelisme Pengulangan struktur kalimat yang sejajar, sering dalam puisi. Engkau adalah cahaya di pagi hari, engkau adalah bintang di malam sunyi.
e. Klimaks Urutan kata dari yang rendah ke yang tinggi. Anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut lomba itu.
f. Antiklimaks Urutan dari yang tinggi ke yang rendah. Presiden, menteri, dan rakyat biasa hadir bersama.
g. Retorika Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban. Siapa yang tak ingin bahagia?
4. Majas Sindiran
Majas yang digunakan untuk menyindir atau memberi kritik secara halus maupun tajam.
Jenis Majas Pengertian Contoh Kalimat
a. Sinisme Sindiran agak kasar, lebih keras dari ironi tetapi lebih lembut dari sarkasme. Kamu rajin sekali, sampai lupa kerjaanmu belum selesai.
b. Sarkasme Sindiran paling kasar atau langsung. Dasar bodoh, tugas mudah saja tidak bisa!
c. Ironi Sindiran halus dengan makna berlawanan. Bagus sekali nilaimu, sampai nyaris tidak lulus.
5. Majas Perbandingan Lainnya (Tambahan Umum)
Jenis Majas Pengertian Contoh Kalimat
a. Metonimia Menyebutkan sesuatu dengan nama benda yang berkaitan erat. Ia membeli Aqua di warung. (maksudnya: air mineral)
b. Sinekdoke Pars pro Toto Menyebut sebagian untuk keseluruhan. Layar terkembang, berlayarlah kami.
c. Sinekdoke Totum pro Parte Menyebut keseluruhan untuk sebagian. Indonesia memenangkan pertandingan itu. (maksudnya: tim Indonesia)
Komentar
Posting Komentar